Perasaan ini membingungkan
Mengacaukan segala pikiranku
Haruskah aku membencimu
Tapi apa salahmu
Kau pancarkan kebaikan dirimu
Membuatku ingin dekat denganmu
Perasaan ini selalu mendesak
Keinginan untuk mendapatkanmu
Salahkah dengan perasaan ini
Perasaan akan dirimu
Melekat utuh dalam hatiku
Ku ingin dirimu
Agghhh sedang apa Aku ini
Memeluk kebahagiaan sesaat
Apa yang aku banggakan
Aku ini hanya Si Pemimpi
Saat mimpi itu datang seketika kita pun larut dalam tingkah laku di dunia yang dimana kita pun tidak mengerti dunia apa itu, tetapi kebanyak orang menyebutnya dunia mimpi... dengan mimpi orang dapat menjadi dirinya sendiri
Minggu, 20 Februari 2011
Jumat, 18 Februari 2011
Akulah Sang Pemimpi
Pagi sudah menjelang tatkala jemariku mulai lincah menari di tuts Aspire-ku..
Ditemani cokelat dari adik manisku tadi siang (thanks ya Jeng..)
Dan secangkir kopi dari kampung asalku..
Hemh.. Sang Pemimpi..
Tadinya sangat kubenci kata itu karena di benakku..
Yang ada hanyalah pemalas yang mengandaikan sesuatu indah..
Yang hadir adalah bayangan pribadi-pribadi yang suka membual..
Yang terbayang hanyalah omong kosong yang tak jelas arahnya..
Tapi ternyata berbeda sahabat...
Detik ini sang pemimpi adalah orang yang berpengharapan besar..
Saat ini dia tercitrakan sebagai seorang yang berkeinginan teguh..
Pagi ini mereka adalah kumpulan orang yang bertindak kelewat nekad dan tanpa batas..
Dalam mengejar dan mewujudkan mimpi-mimpinya..
Sang Pemimpi tak hanya seperti kutu loncat..
Tapi meminjam istilah Afra Mayriani.. mereka adalah Kutu Lontar..
Yach melontarkan dirinya setinggi mungkin dengan awalan yang kuat dan penuh perhitungan..
Sang Pemimpi biasa menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang irasional..
Bahkan melenceng dari koridornya saat dipandang orang..
Tapi tepat di suatu titik.. mereka akan kembali ke jalurnya.. dan menemui akhir yang mereka rencanakan..
Sangat berat dan rumit memang untuk dibayangkan
Sebab tak jarang kita harus berhenti untuk mengevaluasi mimpi itu..
Kadang kita harus beku dan terhenyak saat tak lagi fokus dan jenuh..
Tapi hanya sesaat.. dan hanya sesaat..
Karena di beberapa waktu kemudian sudah ada di jalur mimpi yang sama..
Dengan tekad yang semakin membulat dan hasrat yang menggelora..
Aku sendiri.. yakin bahwa aku sedang berada di jalur itu..
Menggapai mimpi satu demi satu..
Dalam beberapa hitungan waktu..
Kadang membenamkan diri dalam rutinitas hidupku..
Terjebak dalam perhitungan yang keliru..
Terjerembab.. hingga hilang akalku..
Berteriak.. Mengaduh.. dan minta tolong pada sesama dan Tuhanku..
Aku sendiri.. selalu yakin bahwa Dia kan membantu..
Dan setia mendengarkan setiap lantunan doaku
Jika dulu aku ingin semua pinta terkabul..
Tapi sekarang kuyakin Dia akan berikan yang terbaik untukku..
Kalau beberapa tahun yang lalu aku sering bersungut, marah, sedih, dan kecewa atas kegagalanku
Namun kini ku bisa tersenyum karena Dia sedang mempersiapkanku..
Agar kuat.. supaya tetap membumi.. biar ku tetap kuat berdiri.. dan selalu tak lupa syukuri..
Saat Dia memberikan mimpiku... menjadi nyata dalam kisah hidupku..
Sahabat.. kutakjub sendiri setelah menyelesaikan coretan ini..
Sbab aku sadar bahwa aku adalah satu dari sekian Sang Pemimpi..
Bagaimana denganmu? Ayolah.. biarkan mimpi itu dipelukNya..
Dan Dia kan berikan padamu saat kau tetap teguh dengan mimpimu yang kau jaga...
Ditemani cokelat dari adik manisku tadi siang (thanks ya Jeng..)
Dan secangkir kopi dari kampung asalku..
Hemh.. Sang Pemimpi..
Tadinya sangat kubenci kata itu karena di benakku..
Yang ada hanyalah pemalas yang mengandaikan sesuatu indah..
Yang hadir adalah bayangan pribadi-pribadi yang suka membual..
Yang terbayang hanyalah omong kosong yang tak jelas arahnya..
Tapi ternyata berbeda sahabat...
Detik ini sang pemimpi adalah orang yang berpengharapan besar..Saat ini dia tercitrakan sebagai seorang yang berkeinginan teguh..
Pagi ini mereka adalah kumpulan orang yang bertindak kelewat nekad dan tanpa batas..
Dalam mengejar dan mewujudkan mimpi-mimpinya..
Sang Pemimpi tak hanya seperti kutu loncat..
Tapi meminjam istilah Afra Mayriani.. mereka adalah Kutu Lontar..
Yach melontarkan dirinya setinggi mungkin dengan awalan yang kuat dan penuh perhitungan..
Sang Pemimpi biasa menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang irasional..
Bahkan melenceng dari koridornya saat dipandang orang..
Tapi tepat di suatu titik.. mereka akan kembali ke jalurnya.. dan menemui akhir yang mereka rencanakan..
Sangat berat dan rumit memang untuk dibayangkan
Sebab tak jarang kita harus berhenti untuk mengevaluasi mimpi itu..
Kadang kita harus beku dan terhenyak saat tak lagi fokus dan jenuh..
Tapi hanya sesaat.. dan hanya sesaat..
Karena di beberapa waktu kemudian sudah ada di jalur mimpi yang sama..
Dengan tekad yang semakin membulat dan hasrat yang menggelora..
Aku sendiri.. yakin bahwa aku sedang berada di jalur itu..
Menggapai mimpi satu demi satu..
Dalam beberapa hitungan waktu..
Kadang membenamkan diri dalam rutinitas hidupku..
Terjebak dalam perhitungan yang keliru..
Terjerembab.. hingga hilang akalku..
Berteriak.. Mengaduh.. dan minta tolong pada sesama dan Tuhanku..
Aku sendiri.. selalu yakin bahwa Dia kan membantu..
Dan setia mendengarkan setiap lantunan doaku
Jika dulu aku ingin semua pinta terkabul..
Tapi sekarang kuyakin Dia akan berikan yang terbaik untukku..
Kalau beberapa tahun yang lalu aku sering bersungut, marah, sedih, dan kecewa atas kegagalanku
Namun kini ku bisa tersenyum karena Dia sedang mempersiapkanku..
Agar kuat.. supaya tetap membumi.. biar ku tetap kuat berdiri.. dan selalu tak lupa syukuri..
Saat Dia memberikan mimpiku... menjadi nyata dalam kisah hidupku..
Sahabat.. kutakjub sendiri setelah menyelesaikan coretan ini..
Sbab aku sadar bahwa aku adalah satu dari sekian Sang Pemimpi..
Bagaimana denganmu? Ayolah.. biarkan mimpi itu dipelukNya..
Dan Dia kan berikan padamu saat kau tetap teguh dengan mimpimu yang kau jaga...
Kamis, 17 Februari 2011
Jangan Madzhabkan Cinta
“Kalau engkau mencari kebenaran maka jalannya bukan cinta, apalagi kebencian. Jalan menuju kebenaran adalah ilmu. Kalau menilai sesuatu itu dengan ilmu, bukan dengan benci atau senang. Jadi cinta itu maqamnya lain, thariqahnya beda, wasilahnya beda. Meski setelah lengkap, akan bertemu juga dengan cinta,” demikian ungkap Cak Nun mengawali uraiannya di majelis ilmu Gambang Syafaat 25 Februari 2008 di aula Masjid Baiturrahman Simpang Lima Semarang.
Uraian Cak Nun tersebut merupakan respons atas narasi dua Kiai yang malam itu hadir yaitu KH. Nuril Arifin dan KH. Budi Hardjono. Keduanya memaparkan semesta cinta. Cinta kepada Allah. Cinta kepada Rasul. Cinta kepada para kekasih Allah. Cinta kepada sesama. Gus Nuril, sapaan akrab KH Nuril Arifin, misalnya, yang bersurban putih dengan rambut gondrong tergerai mensinyalir sekarang banyak yang mengaku sufi seperti terlihat dari kostumnya. Detailnya, Gus Nuril juga memberikan contoh model-model orang yang bermaksud menempuh sufisme tetapi malah tidak pas sembari menceritakan keunikan sosok sufi agung Syaikh Abdul Qadir Al Jilani, utamanya dalam hubungannya dengan murid-murid Syaikh Abdul Qadir. Bagi Gus Nuril, Syariat adalah jalan besar, sedang tasawuf adalah jalan kecil tetapi berliku-liku.
Sementara itu, merespons Gus Nuril, Kiai Budi segera melantunkan judan judan ya allah khubban khubban ya Allah, sebuah senandung cinta kepada Allah. Baru setelah itu Kiai Budi mengembara memetik ilmu-ilmu cinta dari para pesohor seperti Iqbal dan Jalaluddin Rumi. Tentu dengan gayanya yang khas dan mengundang tawa.
Usai Kiai Budi, giliran tamu dari Hizbut Tahrir Indonesia DPW Semarang. Mas Abdullah, sang juru bicara, memberikan tantangan menarik. Menurutnya, cinta itu butuh bukti. Dan yang bisa membuktikan adalah diri kita dan Allah. Begitu pula dengan cinta kepada Rasul. Lantas Mas Abdullah mengajak para hadirin untuk membutikan cinta kepada Nabi dalam konteks dimuatnya kembali gambar atau kartun-kartun yang menghina Nabi oleh sebelas media massa di denmark, termasuk Jyllands-Posten pada 13 Februari 2008. Seperti diketahui, Hizbut Tahrir mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk keras pemuatan ulang kartun Nabi Muhammad itu.
Menanggapi ketiga pembicara itu, Cak Nun menegaskan prinsip dasar bahwa seluruh gejala alam dan peradaban itu memiliki sifat-sifat yaitu materi, energi, dan frekuensi. Cak Nun mencontohkan bahwa pelaksanaan khilafah harus dipertimbangkan apakah akan  diletakkan pada tataran energi, frekuensi, atau materi. Terkait dengan pemuatan kartun Nabi, Cak Nun mengajak para jamaah untuk membuka kembali sejarah perjuangan Nabi Muhammad. Cak Nun mengingatkan untuk menilik hijrah Nabi ke Thaif. Di sana Rasul dilempari batu dan dilempari kotoran oleh orang-orang kafir. Dan Nabi justru mendoakan mereka. Allahummahdi qaumi fainnahum la ya’lamun (Ya Allah berilah petunjuk kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengerti). Cak Nun kemudian bertanya kepada jamaah, “Kira-kira Rasul kalau tahu karikatur itu, apa ya diucapkannya?”, jamaah menjawab, “Allahummahdi qaumi…” Jika seperti itu, beranikah Anda tidak bilang seperti itu? Beranikah Anda mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan ucapan Nabi?” tanya Cak Nun. Lebih jauh, Cak Nun menerangkan, “bagi orang yang tahu bahwa cinta Allah kepada Islam begitu besar, maka tak ada kesedihan. Itu layaknya kakang kawah adi ari-ari. Tahun 2012 dan 2015 akan terjadi sesuatu.”
Masih kata Cak Nun, “siapa orang kafir yang paling melawan Rasul? Abu Jahal, Abu Sufyan? Pada saat fathu makkah, Rasul berbicara di depan orang-orang Islam dan musuh-musuh mereka. Hadzal yaum laisa yaumul malhamah wa lakin hadzal yaum yaumul markhamah wa antumut tulaqa’. Hari ini bukanlah hari kebencian, tetapi hari ini adalah hari kasih sayang. Dan kalian (para tawanan) adalah orang-orang yang saya bebaskan/merdekakan….,” tutur Cak Nun.
Puncaknya, Cak Nun berharap, “Saya ingin dua kalimat Rasul itu muncul secara resmi oleh HTI. Cinta saya kepada Rasul tidak berkurang sedikit pun oleh penghinaan itu. Kasih sayang Rasul lebih luas dari semesta. Rasul bersegera kepada Allah untuk memintakan ampun bagi mereka. Cinta jangan membikin gupuh. Cinta jangan sampai bikin gampang jatuh, jangan gampang marah. HTI jangan terlalu materi. PKS saja sudah mulai ke Frekuensi. Kalau bicara syariat, syariat itu materi. Syariat ojo diomongno (jangan dibicara-bicarakan). Lakunono (Laksanakan). Jadikan ia energi sejarah. Tetapi saya faham dan mengerti semangat Anda…. Dunia lebih kecil dari Anda. Jangan Anda lebih kecil. Pangkulah dunia.”
Melanjutkan pembicaraan tentang cinta, Cak Nun menguraikan, “menurut saya, jangan sampai kita terjebak pada madzhab. Siapa yang paling cinta dan dicintai Allah, yaitu Muhammad. Puncak gunung cinta adalah Muhammad. Ujung-ujunganya ketemu Rasulullah. Rasul juga madinatul ilmi. Di puncak ilmu, kita juga bertemu Rasulullah. Musa adalah lambang kebenaran (al-Haq), maka dia ingin sekali memandang “secara ilmiah” wajah Allah. Dan tidak bisa. Sementara Isa adalah lambang cinta. Adapun Rasulullah adalah amir atau manajer yang mengerti kapan cinta ditonjolkan dan kapan ilmu ditekankan. Dalam kasus Pak Harto, kita salah-salah menempatkan cinta dan ilmu.Kalau kepada Allah pakailah cinta. Mencari Allah dengan ilmu tidak bisa. Kepada Allah ilmu tak bisa diandalkan. Kekayaan tak bisa. Kepada Allah setorlah zuhud serta setor rasa bodoh. Sementara secara horisontal, diperlukan ilmu, maka ayat pertama berbunyi Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq…alladzi allama bil qalam. Qalam adalah perlambang yang harus dicari dalam hubungan dengan maintenance pendidikan. Yang dibutuhkan untuk ilmu adalah qalam. Jadi, jangan madzhabkan cinta.”
Lebih jauh Cak Nun menambahkan, “sifat materi itu adalah penjumlahan atau pengurangan. Sedang energi/ilmu bersifat bertambah bertambah. Cintamu kepada Indonesia itu materi atau energi? Cinta tak bisa dibagi 30% untuk ini, 40% untuk itu, dan sisanya untuk yang lain. Yang benar adalah cinta Indonesia 100%, cinta anak 100%, cinta kepada Allah juga 100%. Itu semua karena cinta bukan materi. Cinta kepada Anak 100% tidak bersaing dengan cinta kepada Allah. Itulah sebabnya, sering Islam dipersaingkan demokrasi. Itu pula yang membikin HTI marah…..”
Malam itu Gambang Syafaat benar-benar bertabur ilmu dan kasih sayang Allah. Semua yang hadir berada dalam hubungan ukhuwah yang saling memuliakan. Termasuk Pak Harwanto Dahlan yang menambah mesra dan hidup forum malam ini. Juga kawan-kawan IKAMABA Voice. Lebih-lebih Mbak Elin dari Swedia yang sedang riset tentang Sufisme dan politik di Indonesia. Pastilah tema yang dibicarakan pada kesempatan itu sangat relevan dan pas dengan kajiannya. Last but not least, dua Kiai kita, Kiai Budi dan Gus Nuril memperlihatkan kemesraan yang dilandasi ilmu dan cinta.
Sebelum acara ditutup dengan asroqolan simtut duror, Cak Nun melantunkan assolatu wassalamu alaik-nya Syaikh Khusairi yang kalau di Jawa Timur, misalnya, selalu dilantunkan menjelang subuh dari masjid-masjid. Kurang lebih pukul 02.15 dinihari acara usai, dan satu persatu para jamaah saling berjabat tangan meninggalkan majlis dengan secercah pencerahan. []
Uraian Cak Nun tersebut merupakan respons atas narasi dua Kiai yang malam itu hadir yaitu KH. Nuril Arifin dan KH. Budi Hardjono. Keduanya memaparkan semesta cinta. Cinta kepada Allah. Cinta kepada Rasul. Cinta kepada para kekasih Allah. Cinta kepada sesama. Gus Nuril, sapaan akrab KH Nuril Arifin, misalnya, yang bersurban putih dengan rambut gondrong tergerai mensinyalir sekarang banyak yang mengaku sufi seperti terlihat dari kostumnya. Detailnya, Gus Nuril juga memberikan contoh model-model orang yang bermaksud menempuh sufisme tetapi malah tidak pas sembari menceritakan keunikan sosok sufi agung Syaikh Abdul Qadir Al Jilani, utamanya dalam hubungannya dengan murid-murid Syaikh Abdul Qadir. Bagi Gus Nuril, Syariat adalah jalan besar, sedang tasawuf adalah jalan kecil tetapi berliku-liku.
Sementara itu, merespons Gus Nuril, Kiai Budi segera melantunkan judan judan ya allah khubban khubban ya Allah, sebuah senandung cinta kepada Allah. Baru setelah itu Kiai Budi mengembara memetik ilmu-ilmu cinta dari para pesohor seperti Iqbal dan Jalaluddin Rumi. Tentu dengan gayanya yang khas dan mengundang tawa.
Usai Kiai Budi, giliran tamu dari Hizbut Tahrir Indonesia DPW Semarang. Mas Abdullah, sang juru bicara, memberikan tantangan menarik. Menurutnya, cinta itu butuh bukti. Dan yang bisa membuktikan adalah diri kita dan Allah. Begitu pula dengan cinta kepada Rasul. Lantas Mas Abdullah mengajak para hadirin untuk membutikan cinta kepada Nabi dalam konteks dimuatnya kembali gambar atau kartun-kartun yang menghina Nabi oleh sebelas media massa di denmark, termasuk Jyllands-Posten pada 13 Februari 2008. Seperti diketahui, Hizbut Tahrir mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk keras pemuatan ulang kartun Nabi Muhammad itu.
Menanggapi ketiga pembicara itu, Cak Nun menegaskan prinsip dasar bahwa seluruh gejala alam dan peradaban itu memiliki sifat-sifat yaitu materi, energi, dan frekuensi. Cak Nun mencontohkan bahwa pelaksanaan khilafah harus dipertimbangkan apakah akan  diletakkan pada tataran energi, frekuensi, atau materi. Terkait dengan pemuatan kartun Nabi, Cak Nun mengajak para jamaah untuk membuka kembali sejarah perjuangan Nabi Muhammad. Cak Nun mengingatkan untuk menilik hijrah Nabi ke Thaif. Di sana Rasul dilempari batu dan dilempari kotoran oleh orang-orang kafir. Dan Nabi justru mendoakan mereka. Allahummahdi qaumi fainnahum la ya’lamun (Ya Allah berilah petunjuk kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengerti). Cak Nun kemudian bertanya kepada jamaah, “Kira-kira Rasul kalau tahu karikatur itu, apa ya diucapkannya?”, jamaah menjawab, “Allahummahdi qaumi…” Jika seperti itu, beranikah Anda tidak bilang seperti itu? Beranikah Anda mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan ucapan Nabi?” tanya Cak Nun. Lebih jauh, Cak Nun menerangkan, “bagi orang yang tahu bahwa cinta Allah kepada Islam begitu besar, maka tak ada kesedihan. Itu layaknya kakang kawah adi ari-ari. Tahun 2012 dan 2015 akan terjadi sesuatu.”
Masih kata Cak Nun, “siapa orang kafir yang paling melawan Rasul? Abu Jahal, Abu Sufyan? Pada saat fathu makkah, Rasul berbicara di depan orang-orang Islam dan musuh-musuh mereka. Hadzal yaum laisa yaumul malhamah wa lakin hadzal yaum yaumul markhamah wa antumut tulaqa’. Hari ini bukanlah hari kebencian, tetapi hari ini adalah hari kasih sayang. Dan kalian (para tawanan) adalah orang-orang yang saya bebaskan/merdekakan….,” tutur Cak Nun.
Puncaknya, Cak Nun berharap, “Saya ingin dua kalimat Rasul itu muncul secara resmi oleh HTI. Cinta saya kepada Rasul tidak berkurang sedikit pun oleh penghinaan itu. Kasih sayang Rasul lebih luas dari semesta. Rasul bersegera kepada Allah untuk memintakan ampun bagi mereka. Cinta jangan membikin gupuh. Cinta jangan sampai bikin gampang jatuh, jangan gampang marah. HTI jangan terlalu materi. PKS saja sudah mulai ke Frekuensi. Kalau bicara syariat, syariat itu materi. Syariat ojo diomongno (jangan dibicara-bicarakan). Lakunono (Laksanakan). Jadikan ia energi sejarah. Tetapi saya faham dan mengerti semangat Anda…. Dunia lebih kecil dari Anda. Jangan Anda lebih kecil. Pangkulah dunia.”
Melanjutkan pembicaraan tentang cinta, Cak Nun menguraikan, “menurut saya, jangan sampai kita terjebak pada madzhab. Siapa yang paling cinta dan dicintai Allah, yaitu Muhammad. Puncak gunung cinta adalah Muhammad. Ujung-ujunganya ketemu Rasulullah. Rasul juga madinatul ilmi. Di puncak ilmu, kita juga bertemu Rasulullah. Musa adalah lambang kebenaran (al-Haq), maka dia ingin sekali memandang “secara ilmiah” wajah Allah. Dan tidak bisa. Sementara Isa adalah lambang cinta. Adapun Rasulullah adalah amir atau manajer yang mengerti kapan cinta ditonjolkan dan kapan ilmu ditekankan. Dalam kasus Pak Harto, kita salah-salah menempatkan cinta dan ilmu.Kalau kepada Allah pakailah cinta. Mencari Allah dengan ilmu tidak bisa. Kepada Allah ilmu tak bisa diandalkan. Kekayaan tak bisa. Kepada Allah setorlah zuhud serta setor rasa bodoh. Sementara secara horisontal, diperlukan ilmu, maka ayat pertama berbunyi Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq…alladzi allama bil qalam. Qalam adalah perlambang yang harus dicari dalam hubungan dengan maintenance pendidikan. Yang dibutuhkan untuk ilmu adalah qalam. Jadi, jangan madzhabkan cinta.”
Lebih jauh Cak Nun menambahkan, “sifat materi itu adalah penjumlahan atau pengurangan. Sedang energi/ilmu bersifat bertambah bertambah. Cintamu kepada Indonesia itu materi atau energi? Cinta tak bisa dibagi 30% untuk ini, 40% untuk itu, dan sisanya untuk yang lain. Yang benar adalah cinta Indonesia 100%, cinta anak 100%, cinta kepada Allah juga 100%. Itu semua karena cinta bukan materi. Cinta kepada Anak 100% tidak bersaing dengan cinta kepada Allah. Itulah sebabnya, sering Islam dipersaingkan demokrasi. Itu pula yang membikin HTI marah…..”
Malam itu Gambang Syafaat benar-benar bertabur ilmu dan kasih sayang Allah. Semua yang hadir berada dalam hubungan ukhuwah yang saling memuliakan. Termasuk Pak Harwanto Dahlan yang menambah mesra dan hidup forum malam ini. Juga kawan-kawan IKAMABA Voice. Lebih-lebih Mbak Elin dari Swedia yang sedang riset tentang Sufisme dan politik di Indonesia. Pastilah tema yang dibicarakan pada kesempatan itu sangat relevan dan pas dengan kajiannya. Last but not least, dua Kiai kita, Kiai Budi dan Gus Nuril memperlihatkan kemesraan yang dilandasi ilmu dan cinta.
Sebelum acara ditutup dengan asroqolan simtut duror, Cak Nun melantunkan assolatu wassalamu alaik-nya Syaikh Khusairi yang kalau di Jawa Timur, misalnya, selalu dilantunkan menjelang subuh dari masjid-masjid. Kurang lebih pukul 02.15 dinihari acara usai, dan satu persatu para jamaah saling berjabat tangan meninggalkan majlis dengan secercah pencerahan. []
Efek Psikologis Facebook bagi Kesehatan Mental
Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya.
Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini. Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.
Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini. Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena “berpisah” dari komputernya.Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.
Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.
Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. “Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat.”
Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.
Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. “Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah,” tegasnya.
Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.
Langganan:
Komentar (Atom)
